Sarahlistiarakhma's Blog

Icon

Just another WordPress.com site

Tugas Softskill Akuntansi Internasional – 1

PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA)

Sejarah Singkat

PT Arwana Citramulia Tbk (Arwana) adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang industri keramik dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Mulai beroperasi komersial pada tahun 1995 dengan kapasitas terpasang 2,88 juta m² per tahun, dan berkembang menjadi 43,65 juta m² per tahun saat ini. Pada tanggal 17 Juli 2001 saham Arwana tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan kode “ARNA”. Saat ini seluruh saham Arwana sejumlah 1.835.357.744 lembar tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia.

Arwana memiliki tiga pabrik yang terletak di tiga tempat yang berjauhan, yaitu Plant I dan Plant II, masing-masing berlokasi di Pasar Kemis, Tangerang dan Cikande, Serang, yang sebagian besar melayani pasar di bagian barat Indonesia; serta Plant III terletak Gresik, Surabaya, yang sebagian besar melayani pasar di bagian timur Indonesia. Setiap pabrik mengkhususkan diri memproduksi pola dan motif tertentu, dan terjalin baik dengan jaringan pemasaran yang luas.

Arwana telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Dengan berfokus pada segmen pasar menengah ke bawah, Arwana mempertahankan reputasi di dalam industri sebagai produsen produk berkualitas dengan harga terjangkau. Jejak pertumbuhannya telah melewati masa ekonomi yang sulit dan diuntungkan oleh kondisi usaha yang stabil dengan permintaan yang terus meningkat. Ekspansi terakhir adalah Plant IIC Extention di Serang, Banten yang mulai berproduksi dalam bulan April 2011. Arwana meningkatkan total kapasitas menjadi 41,4 juta m² pada tahun 2012 dengan penambahan Press di Plant IIA di Cikande.

Produk Perusahaan

Pertumbuhan Arwana yang signifikan selama bertahun-tahun tentunya didukung oleh inovasi dan komitmen Arwana di dalam peremajaan permesinan dan pengembangan teknologi. Teknologi dalam hal pembentukan body, penanganan, proses pelapisan glazur dan pengujian keramik terus dikembangkan. Di masa lalu, produk keramik hanya tersedia dalam beberapa motif dan ukuran. Namun saat ini, produk keramik dapat dijumpai dalam berbagai pilihan baru yang indah, dimungkinkan oleh kemajuan teknologi baru. Pada tahun 2011, desain baru diperkenalkan di pasar untuk memenuhi selera dan pilihan konsumen yang selalu berubah. Motif-motifnya adalah: Embossed, Marble, Plain, Granity, Strata, Rustic, Fancy Wood dan Fancy Dekorasi.” Semua produk dijual kepada aneka konsumen yang luas dengan merek “Arwana Ceramic Tiles.”

Pada tahun 2011 Perusahaan juga memperkenalkan dan memproduksi merk keramik baru yaitu UNO, yang secara segmen pasar lebih ditujukan kepada konsumen menengah, karena secara design dan kualitas keramik merk UNO lebih berkualitas dan harga sedikit lebih mahal dibandingkan dengan keramik merk Arwana.

Kemampuan memproduksi keramik ukuran lebih besar juga bertambah. Ukuran produk keramik yang paling umum adalah 20cm x 20cm dan 30cm x 30cm. Kecenderungan saat ini adalah ukuran produk berkembang menjadi 40cm x 40cm. Meskipun ini masih merupakan ukuran paling populer di saat ini, ukuran yang bervariasi juga telah tersedia. Selain berkembang dalam ukuran, produk keramik juga berubah bentuk. Keramik empat persegi panjang, seperti keramik subway 20cm x 25cm untuk keramik dinding, kini juga sudah tersedia. Tahun 2012 Perusahaan memperkenalkan ukuran produk yang baru yaitu 25cm x 40cm dengan merk UNO. Jenis produk keramik lainnya, yakni keramik dinding, sudah dikembangkan walaupun masih berbasis kecil.

Visi perusahaan

Menjadi Perusahaan yang terbaik dalam industri keramik, penuh dengan daya cipta dan inovasi, serta mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan negara dan masyarakat.

Misi perusahaan

  1. Menjunjung tinggi kualitas produk dan layanan dengan menerapkan prinsip efisiensi secara konsisten, sehingga  mampu menghasilkan keramik yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh para pelanggan.
  2. Menerapkan proses produksi yang dinamis, kreatif dan inovatif.
  3. Menciptakan iklim usaha yang mampu menyerap tenaga lokal dan mengembangkan usaha skala menengah yang terkait.

Struktur organisasi

Pangsa Pasar

Pangsa pasar PT Arwana adalah pasar keramik di Indonesia. Arwana juga merupakan produsen keramik yang menyasar pangsa pasar kelas menengah ke bawah.

Auditor Independen

Nama KAP         : ERNST and Young

Alamat              : Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia

Telp/Fax          : +6221 5289 5000 / +6221 5289 4100

E-mail              : www.ey.com/id

Pendapat Auditor Independen

Auditor Independen berpendapat, sesuai dengan hasil audit kami (Ernst &Young) dan auditor independen lain, laporan keuangan konsolidasian telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Arwana Citramulia Tbk dan entitas anak pada tanggal 31 Desember 2012, dan 2011, serta hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Standar Penerapan Akuntansi

1. Standar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) serta Peraturan No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012.

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011.

2. Prinsip – prinsip Konsolidasi

Grup telah menerapkan PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi  untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

3. Kombinasi Bisnis

Grup telah menerapkan PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, yang menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.

4. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, tidak dibatasi penggunaannya dan tidak digunakan sebagai jaminan utang diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan Letters of Credit (L/C) dianggap sebagai “Deposito Berjangka yang Dibatasi Penggunaannya” yang disajikan sebagai bagian dari aset lancar lain-lain pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

5. Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Cadangan penurunan nilai ditentukan berdasarkan kebijakan yang disajikan pada Catatan 2t.

6.Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan persediaan usang dibentuk untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi netonya.

7. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat.

8. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Grup menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi.

9. Aset Tetap

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Penerapan PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

10. Penurunan nilai asset non-keuangan

Grup telah menerapkan PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, yang menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika nilai tercatatnya melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan asset.

11. Biaya Pinjaman

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”. Penerapan PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

12. Biaya emisi efek ekuitas

Biaya-biaya emisi efek yang terjadi sehubungan dengan penerbitan efek ekuitas dan hak memesan efek terlebih dahulu dikurangkan langsung dari tambahan modal disetor yang diperoleh dari penawaran efek tersebut.

13. Pengakuan pendapatan dan beban

Grup menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”, yang mengidentifikasi saat kriteria pengakuan pendapatan terpenuhi, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari jenis transaksi dan kejadian tertentu, dan juga memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

14. Imbalan kerja karyawan

Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan untuk imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti tahunan, pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja jangka panjang (misalnya cuti-berimbalan jangka panjang dan imbalan kesehatan pasca-kerja).

15. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri alam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

16. Pajak penghasilan badan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Grup untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.

17. Laba bersih per saham

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 56 (Revisi 2011), “Laba Per Saham”, yang mengharuskan adanya perbandingan kinerja antara entitas yang berbeda dalam periode yang sama dan antara periode pelaporan yang berbeda untuk Grup.

18. Restrukturisasi entitas sepengendali

Berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2004) mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, tidak terdapat laba atau rugi yang diakui pada saat terjadi pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen pemilikan lainnya di antara entitas sepengendali.

19. Pelaporan segmen

Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan atas aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

20. Instrument keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010)

(“PSAK 50R”), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2011)

(“PSAK 55R”), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan

PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

21. Penerapan standar akuntansi revisi lain dan interpretasi

Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya di atas, Grup juga telah menerapkan standar akuntansi revisi dan interpretasi efektif pada tanggal 1 Januari 2012, yang dianggap relevan terhadap laporan

keuangan konsolidasian namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan kecuali bagi pengungkapan terkait:

  • · PSAK 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”
  • · Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 25, “Hak Atas Tanah”.

Alasan investor saham menanam saham di PT Arwana Citramulia Tbk.

Ada pemecahan saham atau Stock split yang dibuat untuk menambah likuiditas pergerakan saham dan memungkinkan investor ritel masuk lebih banyak. Saham PT Arwana Citramulia (ARNA) juga cukup menarik setelah kenaikan 7,94% dan nilai transaksi Rp 71,94 miliar dan saham ARNA adalah termasuk saham yang likuid.

sumber:

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

Filed under: tugas, tulisan

Leave a comment